[ad_1]
JAKARTA,– Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahkan sempat mengungkap data tahun 2017-2019 di mana terdapat 1940 anak menjadi korban kejahatan online.
Ada risiko kejahatan di ranah online misalnya predator anak di internet hingga child grooming yang bisa terjadi karena kurangnya pendidikan mengenai seksual sejak dini.
“Sebagai orang Indonesia kita jarang diajarkan pendidikan seksual sejak dini karena ngomongin seksual itu hanya ketika akan menikah saja,” ujar CEO The F People, Rachel Octavia saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Bogor, Jawa Barat I, Rabu (14/7/2021).
Menurutnya bila sudah mengajarkan pendidikan seksual sejak dini, maka anak akan bisa menjaga dirinya dan tidak diam saja saat menerima perlakuan yang tidak seharusnya.
Hal ini serta merta akan membantu untuk menghentikan supaya tidak terjadi berbagai kekerasan seksual termasuk di ranah online, pendidikan seksual sejak dini bisa jadi salah satu pencegahan.
Lebih jauh dia mengatakan, pendidikan seksual sejak dini ini akan memberikan pemahaman tentang pendidikan seksual yang tepat, mengenai konsep tubuh bahwa anak punya otoritas atas tubuhnya dan orang lain.
Bahkan orang tua sekalipun tidak boleh menyentuh apalagi meraba badan mereka tanpa izin. Anak-anak juga selalu punya hak untuk menolak hal-hal yang membuat mereka tidak nyaman.
Termasuk yang terjadi saat ini ada tindakan child grooming, yaitu sebuah upaya orang dewasa untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan ikatan emosional dengan seorang anak atau remaja sehingga mereka dapat memanipulasi atau mengekspploitasi bahkan melecehkan korban.
Di ranah digital pelecehan seksual ini termasuk juga memperlihatkan anggota tubuh dan mendokumentasikan serta mendistribusikannya.
Berkaitan dengan itu, kekerasan seksual digital menurut Komnas Perempuan ada banyak jenisnya.
Seperti cyber hacking melakukan peretasan dengan tujuan mendapatkan informasi, bahkan stalking atau menguntit, hingga cyber harassement yang berkaitan dengan perundungan sosial dengan komentar negatif, dan banyak jenis lainnya.
“Hati-hati mengunggah foto, menurut saya apapun yang kita unggah bisa di screen capture jadi yang namanya digital profile disalah gunakan. Bahkan google pun tahu aktivitas kita, akhirnya kalau ada orang yang mau berlaku jahat dengan kita bisa,” ujar Rachel.
Webinar Literasi Digital Kota Bogor merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Di webinar kali ini, hadir pula nara sumber seperti Dino Hamid, Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia, Reza Hidayat, CEO Oreima Films dan Taufik Hidayat, Kepala UPT IT & Dosen Fakultas Teknik Universitas Islam Syekh Yusuf.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama.
Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
103 kali dilihat, 43 kali dilihat hari ini
[ad_2]
Source link