Nilai Gotong-Royong Indonesia Bisa Diterapkan Melalui Interaksi Sosial Kelompok di Ruang Digital

oleh -188 Dilihat
oleh

[ad_1]

JAKARTA,- Ciri khas bangsa Indonesia sejak dulu adalah gotong-royong, sehingga masyarakatnya terkenal memiliki kesadaran berpikir komunal, bertindak secara bersama-sama agar harmonis dan selaras, dalam keberagaman dan pluralitas.

Nilai komunalitas melihat bahwa manusia Indonesia menyadari tak dapat hidup sendiri. Dalam berkehidupan dia selalu bersama orang lain.

Individu menyadari eksistensi dirinya ada ketika hidup bersama dan mengakui, menghormati sesamanya dan menjadi manusia ketika hidup bersama manusia lain.

Hal ini tercermin dengan adanya PKK dan Siskamling.

“Karena sekarang apa-apa sudah menggunakan internet, ada namanya perubahan pola interaksi sosial masyarakat dengan migrasi dari ruang nyata ke ruang maya lewat virtual community,” kata Clara Tobing, Kaprodi FH UBJ saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat I, pada Rabu (14/7/2021).

Lebih jauh dia mengatakan era digital telah membuat manusia bebas beraktifitas dan berinteraksi tanpa dibatasi oleh kendala fisik, waktu, dan lokasi.

Orang-orang bisa berkumpul dalam waktu yang bersamaan di lokasi berbeda. Orang-orang juga bisa berinteraksi tanpa harus berkumpul di rentang waktu yang sama atau bersamaan.

“Namun ruang maya menyebabkan besarnya rasa individualitas, tidak ada aturan tegas, dan rentan konfil perpecahan,” katanya.

Selain itu ada perasaan sendirian di era digital.

Saat digital menjadi dominan hal itu berarti saat seseorang terlalu banyak menghabiskan waktu dengan teknologi maka akan terjadi pola pikir bahwa hidup adalah sebuah kompetisi popularitas, menjadi kurang empati dan simpati, serta adanya perundungan di dunia maya.

Ruang digital menurutnya sebaiknya dipakai untuk hal positif, misalnya dengan ikut serta dalam komunitas akademik yang di dalamnya terdapat orang-orang kreatif.

Di komunitas akademik di era digital, siswa bisa bebas mengekspresikan bakat dan minatnya, dan dapat berkreasi di manapun dan kapan pun. Namun tentunya tetap menerapkan etika komunikasi dan interaksi baik fisik maupun digital.

Dengan tetap memberikan ruang aman bagi anggotanya, menyadari keunikan setiap anggota, dan tetap memerhatikan sikap kebersamaan serta gotong-royong yang telah mengakar di masyarakat Indonesia.

Webinar Literasi Digital Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Di webinar kali ini, hadir pula nara sumber seperti Klemes Rahardja, Founder The Enterpreneur Society, Nandya Satyaguna, seorang Medical Doctor, dan Rino, Kaprodi Teknik Informatika Universitas Buddhi Dharma.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama.

Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

 

 95 kali dilihat,  45 kali dilihat hari ini

[ad_2]

Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.