Kena Covid Itu Berat, Biar Saya Aja

oleh -420 Dilihat
oleh

 

TIRAS.id Saya melakukan test swab tgl 10 Sep-20, dan tgl 11 Sept-20 dinyatakan positive covid-19.

Bagian-1: Sebelum Swab

>> Dari mana datangnya virus ini, kapan, di mana?

Pertanyaan yang sulit dijawab, tapi cukup bikin penasaran. Saya hanya bisa menduga, karena ada banyak kemungkinan, dari berbagai kegiatan sebelum Swab.

Sempat heran dan enggak percaya juga,  kok bisa positif. Karena saya merasa cukup patuh protocol kesehatan.

Tapi si corona tahu, saat saya lengah; saat badan capek, kurang istirahat, tidak dopping vitamin dan mungkin ditambah sempet lalai protocol covid19.

Saya bisa jadi kena di mana aja, karena saya lumayan “sok” sibuk keliling Indonesia selama Agustus-September.

Nah, pas periode 28 Agustus – 8 September,  kaya-nya saya lupa engga pake Faceshield dan hanya pake masker kain. Dari berbagai lokasi, kemungkinan besar saya kena di Bali.

Sepulang dari Bali-lah, saya merasakan gejala badan drop, walau sebelumnya sudah merasa kurang fit, dan setelah dari Bali,  saya masih melakukan banyak kegiatan offline di berbagai lokasi di Jakarta.

>>Apa Gejalanya  ?

Pastinya gejala ini bisa berbeda tiap orang. Ini gejala yang saya alami:

1-Mulainya saya merasakan migren kepala nyut-nyutan dan terus menerus berkeringat. Saya pikir adalah efek dari pain-killer yang saya minum karena migren. Tapi setelah ke neurologist dan diganti obat pun, gejala keringat dingin ini masih terus muncul.

2. Suhu tubuh selalu aman di bawah 37, sehingga ke bandara dan berbagai lokasi lain yang pake cek suhu, lolos. Dan setiap minggu, saya rajin rapid test. Hasilnya selalu non-reaktif.

3. Saya tidak mengalami batuk, tidak sesak nafas, tidak pilek,tidak diare.

4. Saya mengalami sangat sulit tidur.  Ketika berhasil tidur, paling hanya dua jam. Ini yang paling menyiksa dan mungkin memperburuk kondisi tubuh.

5. Saya juga kehilangan indera perasa, lidah kebas, hanya bisa merasakan manis dan asin. Kombinasi kurang tidur, kurang nafsu makan,  makin memperburuk daya tahan tubuh.

6. Hilangnya indera penciuman.

Ketika aroma parfum dan minyak kayuputih, bahkan duren yang sangat tajam sudah tak tercium. Di situlah malah panik dan mendorong saya segera melakukan swab test.

> Pelajarannya kira-kira ini :

1. Di saat pandemi ini, jangan abaikan sekecil apapun gejala tidak enak badan. Gerojokin dengan vitamin peningkat daya tahan tubuh.

Jangan merasa sok kuat, apalagi jika kegiatan kita padat dan umur kita sudah sangat dewasa (baca:tuwir)

2. Harus extra disiplin protocol covid saat kegiatan d luar. Tak bisa lengah sedikitpun.  Masker kain saja tidak memadai saat di luar, apalagi di kota zona merah.

Lebih aman masker medis. Tapi jika tidak ada, masker kain sebaiknya tiga lapis. Agak ‘ngap’ memang untuk yang di luar ruangan, tapi percaya-lah itu lebih baik daripada “disapa” si corona.

Selalu cuci tangan atau sanitizer, apalagi setelah memegang barang yang dipegang orang lain.

3. Virus ini ternyata punya berjuta wajah, jangan tertipu.

Catat, hilangnya indera perasa dan penciuman, serta gelisah tidak bisa tidur. Ini adalah gejala ‘konsisten’ yang sering dialamai para penderita.

Jangan tunda lakukan segera swab test jika gejala itu muncul, walau mungkn tidak diikuti gejala lainnya.

***

 

Bagian-2: Setelah Positif Covid 19

>> Setelah dinyatakan positif, terus gimana?

Saya tetap merasa agak shock dan lemas ketika terima hasil positif, walau sudah curiga sebelumnya.

1. Langkah pertama, tarik nafas dan istighfar.Astaghfirllah, kena juga saya”. Berusaha tenang dan berfikir jernih, “tenang, tenang, saya engga ada comorbid”

2. Berikutnya, kabari keluarga, suami dan anak-anak, kantor dan temen-temen yang  interaksi dengan saya selama kurun waktu tgl 1-8 Sep, agar bisa segera test swab.

Alhamdulillah, hasil swab hampir semua negative (memang ada dua temen positive Bali). Setidaknya ini tidak nambah beban pikiran saya.

3. Ambil keputusan, harus isolasi mandiri di luar rumah, karena lebih baik kurangi risiko penularan ke keluarga, dan lebih baik ada penanganan medis.

>> Isolasi – Kondisinya gimana?

Empat hari di awal isolasi cukup berat, kondisi saya sempet memburuk. Mungkn ini akibat si virus sedang gencar-gencarnya dan di sisi lain saya perlu adaptasi di kamar isolasi.

1. Tidak bisa tidur selama dua hari berturut-turut, 48 jam tanpa bisa me-micing-kan mata sama sekali.

Malam ketiga, saya baru bisa tertidur setelah dibantu antimo  (seperti mau naik bis malam).

2. Suhu tubuh meningkat, mendekati 38 derajat.

3. Kepala kliyengan dan pucat banget.  (Waktu bercermin, sempet takut sendiri, mana sendirian pula di kamar).

4. Nafsu makan makin hilang, hanya doyan yang manis2 ..(kaya saya).

5. Muncul gejala lain yang malu-maluin, misal : sempet alami diare dan gusi bengkak.

Hari ke-5, Alhamdulillah kondisi berangsur membaik, termasuk bebas dari ketergantunagn pada antimo.

Hari ke-9, saya melakukan swab ulang. Ngarep donk, bahwa hasilnya negative, kan kondisi saya sudah membaik. Tapi, ternyata hasilnya masih positive. Mungkin memang recovery  lima hari belum cukup.

  • Jadi, lanjutkan isolasi, dan tetap semangat!!.       💪💪

Saat saya nulis ini, adalah hari ke-12.. Alhamdulilah, kondisi saya cukup baik, tensi, kadar oxigen, suhu normal. Cuma tinggal ada rasa kebas di lidah, dan hidung agak mampet saat pagi hari.

>> Isolasi – Obat apa aja yg dikonsumsi ?

Banyak!  Selain dari dokter,  juga bantuan dari temen-teman yang baik hati.  Makasih 🙏❤️.

Walau kadang sebagian tidak terkonsumsi, karena perut penuh dan bener-bener engga sanggup lagi nelan.

Kira-kira ini daftar-nya:

1. Obat medis : Obat flu,  demam,  obat batuk, antibiotic dan anti virus (tahap2)

2. Vitamin : Vitamin D3 (2x), C (3x), Zink (2x), neurobion, hemobion.

3. Obat alternative : obat China Lian Hua 3x4tablet), Huo Xiang Zheng (2xbotol 1ml)

4. Terapi minyak kayu putih : dioles ke lidah, diteteskan ke airputih hangat, (4x sehari); gantian dengan Eucalytus YoungLiving dioles di hidung dan leher

5. Vitamin dan suplemen: Vico (minyak kelapa, 3x) dan berbagai suplemen lain kiriman temen-temen seperti Tianshi Zinc, Usana, Zibiq Natura, Viusid (yang ini terpaksa dikonsumsi on-off )

6. Makanan minuman : jahe rempah/beras kencur/kunyit asem, kelapa hijau, aneka madu, jus buah , gantian dua gelas per hari.

7. Obat kumur antiseptic dan Sodium Clorida untuk cuci hidung, 4-5x sehari (yang ini tidak diminum ya ).

Saya belum bisa cerita yang mana yang paling manjur, wong masih positif. Tapi, insha allah semuanya bagus.
Dan yang jelas efek sampingnya, badan bengkak.

>> Isolasi – Apa saja yg kegiatannya?

Kepo? Mau tau aja atau mau tau banget?

Banyak insight bahwa obat Covid19 adalah hati yang bahagia, supaya imun naik dan bisa melawan si virus.

Nah, kegiatan kita selama isolasi,  ya harus yang bikin hati bahagia dong.

1. Positive MindSet

Lepas semua beban: urusan kantor, rumah dan semuanya, lupain dulu. (Maaf yaa buat yang saya titipin beban).

Positive thinking, cth: yakini bhw sakit jadi penghapus dosa, ini bukan isolasi tapi kontemplasi.

Bersyukur: walau positive covid, masih begitu banyak nikmat yang Allah berikan.

2. Just enjoy it

– Nikmati semua kegiatan, bebersih kamar ( petugas gak boleh masuk kamar, jadi harus “beberes” sendiri).

– Hibur diri sendiri: nonton film komedi dan standup komedi sampai ngakak. Kapan langsung bisa ngakak sendiri kan?

– Buka album foto lama, banyak yang lucu-lucu, masa kecil anak-anak atau temen-temen yang masih imut-imut.

3. Ibadah dan obati hati

– Alhamdulillah banyak waktu untuk ibadah. Saya merasa bahwa isolasi ini mirip haji/umrah. Karena bisa kita sholat (tepat waktu), ngaji Al Qur’an, dan berzikir sepuasnya, tanpa diburu-diburu kegiatan lain.

– Dengerin tauziah yang “adem-adem” bikin hati makin adem.

4. Stay Connected with the love ones

– Kesepian…? Ketika rasa itu muncul, tinggal pencet hape. Text, call, atau video call. Beres..!

5. Olga ringan dan berjemur

– Olga yoga ringan, biar badan engga pegel, diiringi music atau instruktur virtual.

– Berjemur, selain memang bagian terapi, berjemur juga ajang penambah semangat karene banyak ketemu temen senasib.

Cukup sibuk kan?

Alhamdulillah, kesibukan itu bisa bikin saya istirahat dan tidur pulas. Suatu nikmat luar biasa yang baru saya sadari, setelah saya pernah merasakan tersiksanya tidak bisa tidur.

> Kesimpulannya
Konfirm virus ini tidak bisa dianggap remeh, penyembuhan perlu proses. Sabar, ikhlas dan nikmati prosesnya.
….
Buah durian atau buah selasih. Pilih tomat karena banyak vitamin C-nya.  Cukup sekian dan terimakasih. Salam sehat dan Selalu Bahagia
❤️💪🙏

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.