Gegap Gempita Masyarakat Madiun Sambut Anak Petani Jadi Kasal
“Saya anak seorang petani yang kemudian bergabung dengan TNI AL, dan saat ini bisa menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut”.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kasal Laksamana TNI Yudo Margono saat memberikan keterangan pers peresmian tiga Monumen Alutsista TNI AL, bertempat di Taman Kota Caruban Asti, Kabupaten Madiun, Minggu (16/01).
Dalam catatan sejarah, Kasal memang dilahirkan dan dibesarkan di Desa Balerejo, Dusun Garon, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Yudo Margono mengeyam pendidikan dasar di SDN 02 Garon. Dimana disetelah peresmian Monumen Alutsista TNI AL, Kasal mengunjungi pelaksanaan vaksinasi anak-anak di sekolah dasar tersebut.
Menjadi catatan juga, Laksamana TNI Yudo Margono merupakan sosok atau figur orang yang rendah hati, santun, dan sangat menghormati orangtua.
Hal ini terbukti, saat kegiatan vaksinasi anak di SD 02 Garon, Kasal berkesempatan menemui mantan gurunya di SD. Jenderal bintang empat itu tidak ragu dan segan untuk mencium tangan mantan gurunya tersebut.
Kasal juga menyempatkan waktunya disela-sela kegiatan yang sangat padat untuk mengunjungi makam kedua orangtuanya dan mengirimkan doa untuk keduanya.
Selain itu, Kasal juga dikenal dekat masyarakat sekitarnya. Kedatangannya di Madiun disambut hangat oleh masyarakat sekitar.
Masyarakat sangat antusias bersalaman bahkan memeluk beliau sebagai orang yang sangat membanggakan bagi daerahnya.
Lebih lanjut dikatakan oleh Laksamana TNI Yudo Margono, para generasi muda harus terus memotivasi diri untuk mengejar cita-cita demi memajukan bangsa, negara sekaligus daerah asalnya.
Madiun adalah kota yang jauh dari laut, pengetahuan tentang kebaharian sangat minim, karena masyarakatnya sangat lekat dengan kehidupan agraris.
Dengan monumen ini akan memberikan pengetahuan tentang kebaharian khususnya TNI AL.
“Oleh karena itu, untuk memberikan edukasi sekaligus menumbuhkan jiwa patriotisme, serta nasionalisme generasi muda, TNI AL memberikan tiga Alutsista bersejarah yang telah digunakan dalam berbagai operasi dan penugasan sebagai monumen di wilayah Kabupaten Madiun,” tegas Kasal.
Setelah diresmikan oleh Kasal, saat ini Kabupaten Madiun telah resmi memiliki tiga monumen bersejarah TNI AL di dua lokasi berbeda.
Ada Monumen Pesawat Nomad N-24 yang dilengkapi Ranjau Tanduk berlokasi di Taman Kota Caruban Asti, serta monumen Tank Amfibi PT-76 Korps Marinir TNI AL dan Meriam M-30 Howitzer 122 MM berlokasi di Exit Toll Dumpil, Kabupaten Madiun.
“Keberadaan monumen TNI AL di Kabupaten Madiun telah memberikan efek psikologis positif tentang cinta tanah air bagi masyarakat,” ungkap Bupati Madiun Bapak H. Ahmad Dawami, seusai acara peresmian tersebut.
Masih dalam penjelasan bupati Ahmad Dawani, “Ini sekaligus media pembelajaran guna menumbuhkan jiwa patriotisme bagi generasi muda. Saya atas nama pribadi dan masyarakat mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada TNI AL.”
Dalam momen itu, Yudo Margono menegaskan siapapun dapat menjadi prajurit TNI AL, asalkan memenuhi syarat yang telah ditentukan baik dalam kesemaptaan, kesehatan, akademik.
Terpenting lagi tidak dipungut biaya sedikitpun, “Bila ada yang meminta uang laporkan kepada saya” demikian ujar Kasal.
Ketiga Alutsista TNI AL yang dijadikan monumen merupakan alutsista bersejarah, telah digunakan pada berbagai operasi dan penugasan, dalam perjalanan sejarah Indonesia antara lain, operasi Dwikora, Operasi Seroja, hingga operasi pemulihan kemanan di Aceh.