Groundbreaking PT ASA Karya Multipratama Peletakan Batu Pertama Pabrik Bahan Peledak di Kaltim

oleh -80 Dilihat
oleh

TIRAS.id — Di tengah terik yang panas yang telah lama menyelimuti Balikpapan, peristiwa bersejarah luar biasa terjadi pada tanggal 7 Oktober 2023. Hujan deras tiba-tiba turun membasahi kota ini, seolah-olah alam sendiri ingin turut merayakan momen istimewa ini: Peletakan Batu Pertama Pabrik Bahan Peledak.

Hujan yang turun begitu deras seolah-olah merupakan pertanda dari langit bahwa peristiwa ini adalah sesuatu yang penting dan bersejarah bagi Balikpapan. Setelah sekian lama hanya merasakan teriknya matahari, hujan ini seperti memberikan berkah kepada kota yang telah lama menantikan perubahan.

Tampak Ketua MPR, Bambang Soesatyto, SE. MBA, yang memberikan penghormatan dengan kehadirannya, menjadikan acara ini semakin istimewa. Di sebelahnya mewakili Prof. Dr. HM Syarifudin (Ketua MA) adalah Ketua Kamar Hakim TUN MA Dr. Julius.

Mewakili Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik, Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Kaltim Ujang Rachmad berpesan agar pembangunan pabrik PT Asa Karya Multipratama bermanfaat bagi rakyat Kaltim khususnya masyarakat lokal di wilayah Samboja

Terlihat Wakapolda Kaltim, Brigjen Pol Drs Mujiyono SH, Ahwil Lutan, mantan Dubes Meksiko dan Kepala BNN pertama, serta perwakilan dari negara-negara seperti Spanyol dan Afrika Selatan, memberikan dukungan internasional yang luar biasa.

Ini menunjukkan betapa besar dampak pembangunan pabrik ini bagi perkembangan kota ini secara global.

Gian Fransesco Beltrami, seorang pengusaha Switzerland, turut serta dalam momen bersejarah ini, menunjukkan betapa besar potensi ekonomi yang tersedia di Balikpapan. Anggota DPD RI dari berbagai daerah Indonesia juga ikut meramaikan acara ini, termasuk Fahira Idris, Muslim Yatim, Fadil Rahmi, dan Abdul Kholik, menunjukkan dukungan dari seluruh Indonesia.

Pembangunan pabrik ini juga menjadi momentum penting bagi ketahanan nasional, yang diwakili oleh perwakilan dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan. Keberadaan anggota HIPMI dan Kadin menunjukkan dukungan kuat dari dunia usaha untuk perkembangan ekonomi di Balikpapan.

Acara dimulai dengan nyanyian merdu lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang bergema di antara pepohonan hutan. Kemudian, tarian tradisional mengisi udara, membawa semangat dan keindahan budaya Indonesia ke tengah-tengah acara ini. Prosesi doa dari Habib Chaedar menjadi bagian dari momen bersejarah ini.

Sambutan-sambutan yang diberikan oleh para pemimpin, baik ketua MPR, wakil ketua DPD RI, maupun CEO PT ASA Karya MultiPratama, Deden Kurdinawan Putra, serta Country Manager PT AECI Denis. Semuanya menekankan betapa pentingnya pembangunan ini bagi Indonesia.

Mereka menyampaikan harapan besar bahwa pabrik ini akan menjadi tonggak penting dalam menggerakkan perekonomian lokal dan membawa kemakmuran bagi Indonesia yang semakin mandiri dalam industri dan produksinya.

Ucapan selamat dari Nikko Barito, Duta Besar Seychelles, memberikan harapan bahwa pabrik ini akan memberikan banyak tenaga kerja lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Bambang Soesatyto, SE. MBA, menyebut pembangunan pabrik ini juga menjadi momentum penting bagi ketahanan nasional. Hadir pula perwakilan dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan. Keberadaan anggota HIPMI dan Kadin.

Acara dimulai dengan nyanyian merdu lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang bergema di antara pepohonan hutan. Kemudian, tarian tradisional mengisi udara, membawa semangat dan keindahan budaya Indonesia ke tengah-tengah acara ini. Prosesi doa dari Habib Chaedar menjadi bagian dari momen bersejarah ini.

Sambutan-sambutan yang diberikan oleh para pemimpin, baik ketua MPR, wakil ketua DPD RI, maupun CEO PT ASA Karya MultiPratama, Deden, semuanya menekankan betapa pentingnya pembangunan ini bagi Indonesia.

Mereka menyampaikan harapan besar bahwa pabrik ini akan menjadi tonggak penting dalam menggerakkan perekonomian lokal dan membawa kemakmuran bagi Indonesia yang semakin mandiri dalam industri dan produksinya.

Ucapan selamat dari Nikko Barito, Duta Besar Seychelles, memberikan harapan bahwa pabrik ini akan memberikan banyak tenaga kerja lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Di bawah langit yang usai hujan lebat, momen peletakan batu pertama ini berlangsung sukses dan berkesan. Pembangunan ini menjadikan PT Asa Karya Multipratama sebagai pabrik bahan peledak pertama yang dibangun swasta di Indonesia.

Pembangunan ini memanfaatkan lahan seluas 18 hektar, dengan nilai investasi mencapai 50 juta dolar AS. Hasil produksi bahan peledaknya ditargetkan memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai 70 persen.

Pembangunan pabrik bahan peledak memberikan nilai keekonomian yang besar bagi masyarakat Kalimantan Timur. Misalnya, dari aspek penyerapan tenaga kerja serta pengembangan ekosistem perekonomian daerah lainnya. Sekaligus memberikan kontribusi makro sebagai penopang perekonomian nasional.

“Tidak kalah pentingnya, juga berkontribusi dalam menegakan kedaulatan perekonomian bangsa, karena kebutuhan bahan peledak untuk industri tambang hingga militer, semakin bisa dipenuhi olek usaha anak bangsa sendiri,” ujar Bamsoet, dalam acara ground breaking PT Asa Karya Multipratama.

Bamsoet menjelaskan, untuk merespons dinamika global yang meniscayakan kebutuhan energi yang semakin meningkat serta di tengah upaya mendorong pemulihan ekonomi nasional, kebutuhan bahan peledak untuk kepentingan industri sangat dibutuhkan. Antara lain pada sektor pertambangan, seperti batubara, minyak dan gas bumi, sektor konstruksi hingga untuk kepentingan militer.

Dari sisi kuantitas, kebutuhan bahan peledak untuk menopang industri dalam negeri semakin meningkat. Tahun 2012 misalnya, kebutuhan bahan peledak mencapai 550 ribu ton per tahun. Di tahun 2017 meningkat menjadi 800 ribu ton per tahun.

“Peningkatan kebutuhan ini berbanding lurus dengan eksplorasi sumber energi yang juga terus meningkat. Misalnya produksi batubara yang rata-rata mencapai 462,3 juta ton sepanjang tahun 2013 hingga 2017. Pada tahun ini saja ditargetkan mencapai 694,5 juta ton, bahkan diperkirakan akan melebihi 700 juta ton pada akhir tahun 2023,” jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, selama kurun waktu lebih dari 20 tahun, untuk memenuhi kebutuhan bahan peledak tersebut, Indonesia masih sangat tergantung pada impor. Sebagai gambaran, pada Juni 2023, nilai impor bahan peledak, korek api, dan kembang api di Indonesia mencapai 17,4 juta dolar AS. Sedangkan untuk kurun waktu Januari hingga Juni 2023, total nilai impor dari komoditas tersebut mencapai 69,7 juta dolar AS.

Karena itu, kata Bamsoet, masyarakat patut bersyukur bahwa saat ini diberikan izin untuk membangun sendiri pabrik bahan peledak. Dengan meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri, diharapkan dapat membangun kemandirian dalam industri bahan peledak. Sekaligus mengurangi dan menghilangkan ketergantungan terhadap kebutuhan bahan peledak dari luar negeri.

“Bahkan, bukan tidak mungkin, dengan kemampuan sumberdaya yang kita miliki, ke depan justru kita dorong agar bahan peledak produksi dalam negeri menjadi salah satu komoditas ekspor non-migas yang potensial sebagai industri penopang perekonomian nasional,” pungkas Bamsoet.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.