“Terima kasih untuk pendukung utama terbitnya buku ini dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), Generasi Emas Berkarya (GEMAR), Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA), dan Pasar Murah Nusantara,” kata S. Dian Andryanto dalam acara peluncuran buku #sayabelajarhidup ke 12 dan ke 13 Nusantara Berkisah
Peluncuran Buku #sayabelajarhidup ke 12 dan ke 13 Nusantara Berkisah
TIRAS.id — Tak terbayangkan oleh S. Dian Andryanto, tahun 2023 ini, #sayabelajarhidup sudah delapan tahun berjalan.
Sejak edisi 1-3 #sayabelajarhidup Empati – Simpati – Harmoni diluncurkan 6 Desember 2015, dengan segala upaya tiga buku tersebut terbit secara independen.
Kemudian berlanjut pada tahun-tahun berikutnya terbit (juga independen) buku #sayabelajarhidup lainnya: Matur Suksma, Simfoni, Asmaradahana, Pita Garuda, Nyala Nyali, Nusantara Berkisah 1, Di antara Hening, dan Nusanntara Berkisah 2: Orang-Orang Sakti.
Tidak hanya di Jakarta, buku-buku tersebut diluncurkan pula di Bali dan Yogyakarta.
Tentu saja, hal tersebut berkat dukungan dan sponsor dari beberapa pihak baik perorangan maupun perusahaan yang memberikan kepercayaan supaya buku-buku serial #sayabelajarhidup dapat terus diterbitkan.
Tak sedikit kemudian yang mempertanyakan bagaimana buku-buku yang diterbitkan independen bisa bertahan dan berkelanjutan terbit sampai hari ini, selama delapan tahun ini.
“Komunitas pembaca #sayabelajarhidup yang sudah tersebar di berbagai daerah menjadi motor mengapa buku ini terus diterbitkan.”
“Jangan lari dari konsep awal #sayabelajarhidup untuk mengasah rasa empati kepada sekitar. Dan, jalin silaturahmi dengan siapapun, termasuk kepada perorangan atau perusahaan yang memberikan kepercayaan buku ini terbit dan tersebar,” kata S. Dian Andryanto.
“Dan, terus lakukan pengembangan dan terobosan dalam berbagai hal. Kami tengah menyiapkan buku-buku #sayabelajarhidup dalam bentuk e-book, sehingga permintaan pembaca di uar negeri atau berbagai daerah dapat terpenuhi. Pokoknya, kembangkan literasi, dan jarak bukan halangan,” kata Dian, menjelaskan.
Sebagian besar tulisan dalam status S. Dian Andryanto di media sosial, khususnya di facebook, masih menjadi muatan utamanya. Termasuk buku ke-12 “Pantang Padam” ini.
Buku setebal 162 halaman dan memuat 62 tulisan esai ini, sebagai bentuk apresiasi kepada siapapun yang bertahan saat pandemi Covid-19.
“Buku kecil ini sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan untuk tenaga kesehatan yang berjibaku setiap waktu, hingga kita semua dengan segala perniknya suka dan duka dalam situasi sulit ketika pandemi Covid-19,” kata Dian.
“Buku ini ditulis dengan bahasa populer, sehingga bisa dibaca berbagai kalangan, tidak sulit dicerna, tanpa menghilangkan maknanya,” katanya, menambahkan.
Tema bangkit dan bertahan dari pandemi Covid-19, juga menjadi benang merah buku #sayabelajarhidup ke-13: Nusantara Berkisah 3 dengan tema “Bunga Setaman” ini, merupakan antologi dari 40 penulis dari berbagai penjuru Tanah Air, dari banda Aceh hingga Lembata NTT. Dari Ambon hingga Ambal, Kebumen. Penulis dari berbagai profesi pula.
“Pembaca #sayabelajarhidup ternyata banyak penulis-penulis berbakat dan hebat, hanya kendala untuk menerbitkan karya mereka dalam bentuk buku, nah kami memfasilitasinya, untuk menulis dalam satu buku bersama-sama S. Dian Andryanto,” kata Urry Kartopati, Manajer Produksi Langgam Komunika, penerbit independen tersebut.
“Meskipun kecil, semoga bisa menjadi kontribusi kami untuk memberikan wadah dan ruang kepada para penulis di berbagai daerah untuk mengembangkan karyanya, dan memotivasi agar terus menulis,” kata Urry.
Sejak akhir 2022 diumumkan, terkumpul sekitar 172 tulisan dari 80 penulis. Melalui seleksi yang ketat, terpilih 37 penulis plus 3 testimoni perawat saat menangani pasien Covid-19 sehingga terkumpyl 48 tulisan yang dimuat dalam buku Nusantara Berkisah 3: Bunga Setaman ini.
Dian menjelaskan, mengapa tema Bunga Setaman?
“Tulisan ini merupakan potret saat pandemi Covid-19 dari berbagai sisi penulis-penulis berbakat tersebut. Baik pengalaman pribadi maupun empati mereka kepada sekitarnya saat kejadian tersebut.”
“Dan, dengan empati yang tinggi, penulis-penulis ini bisa menggalinya, sehingga kumpulan kisah dalam buku ini bagai bunga setaman,” kata Dian.
Peluncuran buku #sayabelajarhidup ke-12 dan ke-13, “Pantang Padam” dan “Nusantara Berkisah 3: Bunga Setaman” ini dilaksanakan di Caca Garden, Menara Prima, Mega Kuningan Jakarta Selatan, pukul 13.30-16.00.
“Dukungan dan apresiasi yang tak henti-henti dari pembaca setia tulisan status saya di media sosial, para sponsor, khusunya dari kerabat #sayabelajarhidup di banyak tempat, membuat buku ke-12 dan ke-13 #sayabelajarhidup, bisa terbit setelah vakum tiga tahun belakangan karena pandemi Covid-19.”
“Insya Allah akan kembali menjadi kegiatan rutin,” kata S. Dian Andryanto.
“Semoga senang membaca buku-buku ini, punya manfaat, dan mengingatkan kembali betapa berharganya kehidupan kita ini, orang-orang terdekat dengan kita, dan tidak pernah menyerah dalam situasi apapun,” katanya.
“Terima kasih untuk pendukung utama terbitnya buku ini dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), Generasi Emas Berkarya (GEMAR), Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA), dan Pasar Murah Nusantara,” katanya.
Buku #sayabelajarhidup “Pantang Padam” dan “Nusantara Berkisah 3: Bunga Setaman” dapat dipesan dan dibeli direct online, melalui nomor WhatsApp 0817758560.