Benny Suheman & Rahasia Awet Mudanya

oleh -939 Dilihat
oleh
Benny Suheman & Rahasia Awet Mudanya
Benny Suherman, sang pelopor inovasi bioskop di Indonesia bersama S.S Budi Raharjo, CEO Majalah eksekutif/Pemred Matra.

TIRAS.id — Sosok Benny Suherman, ternyata menjadi perhatian dan ingin diketahui banyak orang. “Dia awet muda, karena disuntik stemcell,” demikian bocoran yang diterima majalah Matra.

Benny Suherman, merupakan sosok 100 orang kaya di Indonesia. Sosoknya bersahabat. Agak nyentrik untuk ukuran orang kaya, banyak duit. Agak seniman.

Rumahnya di samping almarhum Ciputra. Rumah mereka juga satu kompleks, dengan almarhum Sudwikatmono di kawasan elit Pondok Indah. Orang-orang pilihan dan tajir saja, yang bisa membeli di kawasan elit itu.

Benny Suherman sahabat main golf, ketika Ciputra masih hidup. Disebut awet muda, ternyata ia memakai terapi stem cell yang dianggap sebagai teknologi terbaru berbiaya mahal untuk membuatnya awet muda.

Apa itu stem cell?

Stem cell atau sel punca adalah sel biologis yang menjadi jejak utama DNA. Sel ini dapat meremajakan diri dan menghasilkan lebih banyak sel untuk sumber pembentukan sel baru. Ia bertugas untuk memastikan setiap sel yang usang diganti dengan sel baru dengan jenis dan fungsi yang sama.

Stem cell ini dapat mempertahankan potensi perkembangan untuk membentuk turunan dari embrio. Termasuk epitel usus, tulang rawan, otot polos, dan otot lurik. Juga epitel saraf, ganglia embrionik, serta epitel skuamosa bertingkat. Sifat sel inilah yang berguna dalam biologi perkembangan manusia, penemuan obat, dan transplantasi.

Fungsi itu yang kemudian dimanfaatkan dunia medis untuk menyembuhkan beragam penyakit. Terapi ini dapat menciptakan jaringan, sel, serta organ baru. Melalui teknologi transplantasi khusus, stem cell yang telah diambil dimasukkan ke dalam tubuh untuk mengganti sel rusak ataupun abnormal.

Dengan terapi stem cell, memungkinkan pasien sembuh dari beragam penyakit berat seperti jantung koroner, gagal jantung, diabetes, patah tulang gagal sambung, tulang yang hilang karena kecelakaan, osteoarthritis, cedera tulang rawan, spinal cord injury, glukoma, luka bakar, hingga kaki diabetik.

Di Indonesia, teknik stem cell sudah lazim digunakan untuk penyembuhan kanker darah (leukimia). Hanya saja, biaya merupakan masalah yang perlu dipikirkan selanjutnya. Untuk pengobatan leukimia, terapi stem cell setidaknya harus dilakukan selama lima tahun.

Mekanisme dan Harga Stem Cell

Untuk dapat menggunakan terapi ini, seseorang harus punya tali pusat yang masih tersimpan usai kelahirannya. Tali pusat berfungsi sebagai sumber sel induk. Sel-sel dari tali pusat inilah yang nantinya akan digunakan untuk terapi.

Selain tali pusatnya sendiri, pasien juga bisa menggunakan tali pusat donor yang cocok. Penyimpanan tali pusat dilakukan sesaat setelah kelahiran untuk menghindari matinya sel. Di Indonesia, penyimpanannya bisa dilakukan di Laboratorium Peodia atau Cordlife Persada.

Pelaksanaan terapi stem cell di Indonesia memang tak semua rumah sakit bisa melakukannya. Namun, beberapa rumah sakit sudah bisa melakukan layanan dengan persetujuan pemerintah. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 32 tahun 2014 tentang Penetapan Rumah Sakit Pusat Pengembangan Pelayanan Medis Penelitian dan Pendidikan Bank Jaringan dan Sel Punca, ada 11 rumah sakit yang diberi izin terapi sel punca.

Di antara lain, Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM), RS Sutomo, RS M Djamil, RS Persahabatan, RS Fatmawati, RS Dharmais, RS Harapan Kita, RS Hasan Sadikin, RS Kariadi, RS Sardjito, dan RS Sanglah. Semenjak 2007 hingga kini, di RSCM saja telah melakukan terapi stem cell pada 214 pasien.

Namun, masalah biaya masih menjadi kendala bagi pasien yang mau melakukan terapi. Setiap satu stem cell dihargai Rp 1-1,5 per sel. Sepintas memang murah, tapi jumlah sel yang diberikan cukup besar dalam organ atau tubuh pasien, sehingga biaya yang dikeluarkan tak sedikit. Untuk sekali terapi, untuk sel yang diberikan bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta sel.

Biaya yang dibutuhkan sekitar Rp50-150 juta dalam sekali terapi. Ketika dikonfirmasi, Benny Suherman tartawa saja. Ia malah bercanda, “Kok tahu?”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.