Re-post Beritasenator.com: 170 Pemred Di PRMN Melakukan Aksi Terhadap Kata Koruptor, Akankah Diikuti Forum Pemred Promedia?
Kemarin sempat viral kabar sejumlah media di bawah naungan Grup Djarum tutup. Dikabarkan oleh media digital nasional, bahwa media massa di bawah naungan grup Djarum berhenti beroperasi dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada seluruh karyawan.
Baca ini: Viral Grup Djarum Tutup Sejumlah Media
Benarkah?
Karena kabarnya GDP Venture, bagian dari Grup Djarum justru sedang mereorganisasi bisnis beberapa media yang menjadi portofolio mereka. Perusahaan media di bawah GVM Networks, anak usaha GDP Venture, menyiapkan strategi bisnis baru yang lebih menarik.
Melakukan perubahan strategi bisnis untuk memperluas potensi. Jadi kami bukan hanya sekadar media dan teknologi. Tapi, melakukan perubahan strategi bisnis untuk memperluas potensi. Bukan hanya sekadar media dan teknologi.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Desy Setyowati
melakukan perubahan strategi bisnis untuk memperluas potensi. “Jadi kami bukan hanya sekadar media dan teknologi,” ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul “Unit Usaha Djarum, GDP Venture, Siapkan Strategi Baru di Bisnis Media” , https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/6126278d598df/unit-usaha-djarum-gdp-venture-siapkan-strategi-baru-di-bisnis-media
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Desy Setyowati
Selintas hal itu dibahas oleh group Pemred Promedia yang merupakan media, tautan dari petinggi media dari mitra Promedia. Tapi kemudian, diskusi beralih pada diskusi yang lain, dalam hal-hal lain yang kekinian dan mencerahkan.
Group Pemred Promedia yang dipenuhi jurnalis senior, mitra pro media yang berselancar dalam dunia informasi digital saat ini.
Di group Pemredmedia ini, para Pemred menjalin silaturahmi, menimba ilmu, juga bertukar infomasi lewat aplikasi WhatsApp atau lebih dikenal oleh masyarakat dengan WA. Grup ini setengah formil, berbagi informasi penting, resmi. Kalau obrolan biasa di tempat lain.
Maka, tatkala laman Grup Promedia memampang artikel mengenai hal ini. Ini sesuatu yang menarik juga. Bahwa, 170 media digital di bawah PRMN sepakat kata Koruptor menjadi Maling, Rampok dan Garong uang rakyat. Disebut, kata korupsi sudah tidak tepat lagi. Pasalnya, istilah itu sudah tak mempermalukan para pelakunya.
Simak ajak atau seruannya,”Mulai hari ini, 170 media yang berada di bawah naungan PRMN resmi mengganti diksi KORUPTOR dengan semestinya ia disebut yakni MALING, RAMPOK atau GARONG uang rakyat.”
Sikap ini didasari karena Forum Pimred PRMN menganggap diksi korupsi sudah tidak tepat lagi karena tidak mempermalukan atau membuat para pelakunya.
“Tentunya, perubahan diksi ini juga disertai sebuah harapan agar ke depan negara kita bersih dari para GARONG UANG RAKYAT.” sambung akun tersebut dalam postingan yang dilengkapi gambar tangan memegang jeruji besi.
“Bahkan sudah semestrinya, WAJAH para MALING, RAMPOK dan GARONG uang rakyat ini dibuatkan baliho mengelilingi Monas.
Eng-eing-ing. Gerakan moral yang kemudian langsung diaplikasikan ke jaringan PRMN ini menjadi peristiwa menarik.
Sekarang atau saat ini kompak dalam hal menggeser kata Koruptor. Bisa saja, nanti gerakan moral atau hal-hal baik semacam ini, dimulai dari grup whatsapps semacam ini. Bukankah begitu?