TIRAS.id — Direktur Utama Bulog, Budi Waseso (Buwas) berbicara panjang lebar kepada jurnalis mengenai programnya di 2020 ini. Antara lain, Badan Urusan Logistik (Bulog) bertekad mengurangi konsumsi makanan yang bahan bakunya masih impor.
Komisaris Jenderal Pol (Purn) Budi Waseso adalah Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka masa bakti 2018-2023. Lewat Gerakan Pramuka, ia akan mengurangi semaksimal mungkin konsumsi makanan yang bahan bakunya kita masih impor. Gerakan perlindungan nasional bagi petani agar semakin banyak masyarakat yang mengkonsumsi produk petani lokal.
Masih menurut Buwas, keutuhan negeri akan terus terjadi jika kecintaan masyarakat terhadap bahan pangan lokal terus menguat. Salah satu gerakan yang sudah dilakukan Pramuka adalah dengan menyiapkan konsumsi bagi peserta upacara Hari Pramuka dengan 100 persen hasil pertanian tanah air, seperti kacang tanah, pisang, dan ubi.
“Bulog selama ini telah bersikap proaktif mengeluarkan beras untuk pencegahan stunting,” ujar Benny S Butar-butar, staf khusus komunikasi Bulog. Melalui penyediaan pangan sehat dan bermutu tinggi, Bulog telah menyediakan beras berfortifikasi sebagai inovasi beras sehat (healthy rice).
Seperti diketahui, ‘nasi’ atau sumber karbohidrat dari beras; menjadi bahan makanan yang dipopulerkan. Tanaman padi sebagai penghasil beras menjadi tanaman penting yang disebarkan dalam budaya pertanian kolektif di Indonesia.
“Kami memiliki beras dari produk ilmiah yang inovatif yang sesuai perkembangan IPTEK dan kearifan lokal yang ada di masyarakat dalam upaya mempercepat perbaikan gizi,” ujar Budi Waseso, Direktur Utama Bulog, dalam wawancara panjang ke majalah Matra edisi Februari 2010.
Budi Waseso menjelaskan, Perum BULOG bisa menjadi motor penggerak mengatasi stunting melalui penyediaan pangan yang sehat dan bermutu yaitu beras berfortifikasi sebagai inovasi beras sehat (healthy rice).
Masih dalam penjelasan Budi Waseso, wujud nyata dukungan BULOG dalam intervensi gizi sensitif untuk percepatan pencegahan stunting, adalah dengan merilis beras fortifikasi yaitu beras sehat yang telah diperkaya dengan vitamin.
Adapun isi dari beras sehat itu adalah mineral yang terdiri dari vitamin A, vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, vitamin B9 (Asam Folat), vitamin B12, Zat Besi (Iron), dan Zink. Pelaksanaan penyediaan beras berfortifikasi ini bekerjasama dengan salah satu perusahan penyedia kernel fortifikan.
Apa itu Beras pangan Sehat Befortifikasi?
Semangat Pemerintah untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul melalui strategi percepatan pencegahan stunting (anak kerdil) dan program percepatan perbaikan gizi masyarakat, didukung penuh oleh Perum Bulog.
Dengan SDM unggul, diyakini akan mampu menjadi motor penggerak pembangunan di masa mendatang yang produktif. Dengan demikian, diharapkan bonus demografi Indonesia dapat menjadi aset bangsa yang produktif dan bukan menjadi beban karena stunting.
Wujud nyata dukungan Bulog dalam intervensi gizi sensitif untuk percepatan pencegahan stunting, adalah dengan merilis beras fortifikasi yaitu beras sehat yang telah diperkaya dengan vitamin dan mineral yang terdiri dari vitamin A, vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, vitamin B9 (Asam Folat), vitamin B12, Zat Besi (Iron), dan Zink. Pelaksanaan penyediaan beras berfortifikasi ini bekerjasama dengan salah satu perusahan penyedia kernel fortifikan.
Cara memasak Fortivit tidak perlu dicuci, karena sudah steril dan bersih. Apalagi kemasannya divakum, jadi kalau mau masak bisa langsung dimasukkan ke rice cooker atau dandang. Fortivit sudah mendapat jaminan dari Kementerian Kesehatan melalui BPPOM.
Bagi masyarakat yang butuh asupan vitamin namun malas atau sering lupa minum vitamin, maka beras dan pangan sehat befortifikasi akan menjadi pilihan sehat dan efektif karena dalam sekali olahan, sudah tercukupi kandungan vitamin dan mineralnya.
Kandungan vitamin dan mineral dalam 100 gram beras sehat berfortifikasi ini adalah vitamin A 195 µg, vitamin B1 (tiamin) 0,65 mg, vitamin B3 (niasin) 9,1 mg, vitamin B6 0,78 mg, vitamin B9 (asam folat) 169 µg, zat besi (Fe) 4 mg, dan Seng (Zn) 6 mg.
Ke depan, fortifikasi pangan oleh BULOG tidak berhenti pada jenis beras yang biasa dikonsumsi masyarakat, namun juga akan dilakukan pada pangan lainnya termasuk porduk turunan beras (tepung beras).
Variasi pangan utamanya beras telah dilakukan BULOG saat ini dengan penyediaan beras-bears khusus antara lain beras merah, beras hitam, dan beras khusus lainnya yang disediakan BULOG bekerjama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) serta beras-beras analog yang dikerjasamakan dengan perguruan tinggi di Indonesia.
Produk beras khusus dan sehat ini merupakan hasil inovasi Perum BULOG yang melihat potensi pasar konsumen beras yang mulai berubah preferensi-nya ke makanan sehat (healthy food) karena adanya perubahan gaya hidup masyarakat untuk menjadi lebih sehat (healthy life).