TIRAS.id — Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo mengaku terus terang, ketika PDI-Perjuangan memberikan rekomendasi kepada Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa untuk maju di Pilkada Solo 2020.
“Bukan soal legawa atau tidak, itu kenyataan, realita,” ujar Purnomo menanggapi Gibran yang baru mendaftarkan diri sebagai calon walikota Solo ke DPP PDIP Jawa Tengah pada akhir tahun 2019 lalu.
Padahal saat itu, DPC PDIP Kota Solo sudah punya calon yang akan diusung, yakni pasangan Achmad Purnomo-Teguh Prakosa.
Suara pun kemudian terbagi menjadi dua. Banyak kader yang mendukung Achmad Purnomo, pun tak sedikit pula yang mendukung Gibran Rakabuming.
Di tengah perjalanan, mendadak, Achmad Purnomo sempat mengundurkan diri dari pencalonan yang membuat dukungan untuk Gibran saat itu semakin besar.
“Ya nuwun sewu (mohon maaf), terus terang, kan semuanya terpengaruh dengan putra presiden, mana saya bisa menang,” sambung pria yang mengaku tidak aktif sebagai kader partai PDI.
“Dari dulu saya ndak aktif di partai kok. Anggota (PDIP), tapi ndak aktif. Saya anggota kader biasa,” pria yang merupakan pengusaha batik, hotel dan SPBU itu.
Setelah purnatugas pada 2021 nanti, Purnomo mengaku ingin berfokus kembali pada usaha bisnisnya saja. Ia juga menyatakan tak akan aktif di PDIP Solo.
Mengenai pertemuannya dengan Jokowi, di Istana Negara pada Kamis (16/7/2020) lalu, Purnomo mengaku ngobrol banyak tentang Solo.
“Saya diberi kesempatan untuk memperjuangkan Masjid Taman Sriwedari. Saya kan mendirikan Akbara PMI minta bantuannya nanti,” kata Purnomo.
Purnomo mengklarifikasi, mengenai tawaran jabatan karena rekomendasi tak diberikan kepadanya itu justru muncul dari awak media.
Wartawan, kata dia, menanyakan itu sembari bercanda setelah dirinya bertemu Presiden Joko Widodo.
“Itu hanya guyonan dari wartawan. Kalau ditanya kalau ditawari pekerjaan? Iya saya bilang tidak mau, saya di Solo saja,” kata Purnomo yang belum menentukan langkah politik selanjutnya setelah gagal mendapatkan rekomendasi dari PDI-Perjuangan.