TIRAS.id — Pengamat Kepolisian Gardi Gazarin menyebut, gerbong mutasi di Polri akan bergerak. Seiring Jenderal Pol Tito Karnavian yang menjabat posisi baru di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Kabareskrim Komjen Idam Azis, kemarin sudah resmi menjadi Kapolri. Upacara sertijab digelar di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.
Kapolri Jenderal Idham Azis menerima panji-panji Polri dari Tito Karnavian sebagai tanda serah terima jabatan.
Nah, giliran gerbong di internal Kepolisian yang akan berjalan dalam satu-dua hari ini. Posisi Kabareskrim yang ditinggalkan Idam Azis, menurut analisa Gardi, diperkirakan akan diisi Irjen yang punya “keringat” saat Pilpres kemarin.
Gardi menyebut kandidatnya, adalah Jenderal Bintang Dua (Irjen). Mereka adalah Kadiv Propam Irjen Sigit, Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Edi, Deputi Operasi Polri Irjen Sormin, dan Kapolda Sumut Irjen Agus.
Keempatnya merupakan figur-figur jenderal yang memiliki prestasi masing masing di tempat tugasnya.
Intinya, Gardi mengingatkan, konsolidasi internal Kapolri jangan membuat gonjang-ganjing internal Kepolisian. “Saya setuju jika, Idham melanjutkan apa yang sudah dikonsep atau dikerjakan oleh Tito Karnavian,” ujar Gardi.
Karena, harus diakui, Tito menurut Gardi cukup lelah untuk mengatasi stabilitas Kamtibmas. Dan mengatasi SDM internal ternyata itu, tidak gampang juga. Bagaimana menjaga perasaan senior, bagaimana menjauhkan benturan, kecemburuan mungkin.
“Jenderal Tito berhasil mengkonsolidasikan, bahkan lawan pun dirangkul,” ujar Gardi Gazarin, jurnalis senior yang kini sudah masuk dalam kategori pengamat kepolisian.
Dalam masa dinasnya yang tinggal 14 bulan kurang, Gardi menyarankan Kapolri Idham Azis memilih polisi terbaik yang mampu menjaga stabilitas keamanan maupun dalam melakukan penegakan hukum.
Tak perlu juga Idham mengambil dari Akpol yang lebih muda, sehingga reformasi Kepolisian terjebak dalam kultur yang tidak menguntungkan. “Aspek senioritas juga penting,” ujar Gardi memberi catatan, jenderal senior banyak yang enggak hadir di acara sertijab.
Para senior dan jenderal bintang 3 yang memang punya andil besar, perlu diperhatikan mengerem isu adanya gonjang-ganjing di tubuh Polri. Jangan pula, karena lompatan adik-adik mengisi jabatan penting, senior yang merasa berprestasi dan “berkeringat”, seakan “dilewati.”
Berebut jabatan, polisi berpangkat bintang satu saat ini jumlahnya ada 200-an. Mereka ingin jadi Kapolda atau Wakapolda atau ingin menjadi bintang dua.
Ada 21 kapolda yang bintang dua. Mereka berebut mendapatkan bintang tiga. Saat ini jumlah bintang tiga, ada 9 orang. Di struktur ada 6. Di luar struktur ada 3 : kepala BNN, Sestama Lemhanas, dan Kepala BNPT.