“Kami butuh media patner,” ujar Abdul Rosyid yang siap memperkenalkan aplikasi satunya lagi.
TIRAS.id — “Aplikasi ke pasar sudah ready, tinggal menunggu aplikasi multiplatform yang satunya lagi,” ujar Abdul Rosyid, Ketua Umum Komite Pedagang Pasar (KPP), di awal tahun 2020, saat menemui Ketua Asosiasi Media Digital Indonesia, S.S Budi Rahardjo.
Obrolan Jumat sore (3/01-2020) itu, termasuk silaturahmi untuk meminta masukan dan pendapat, agar aplikasi online “kepasar” bisa eksis dan berjalan dengan baik. Visi besarnya, agar masyarakat yang kurang mampu, juga bisa menikmati beras yang layak.
Abdul Rosyid dalam kesempatan itu, saat berbincang dengan pimpinan media massa digital, menjelaskan aplikasi online ini bisa memotong mata rantai distribusi yang tidak perlu dan berperan sebagai stabilisasi pangan.
“Dimana harga akan lebih murah dan efesien serta membantu stabilisasi harga di seluruh daerah,” ujarnya.
Rosyid menjelaskan, idenya antara lain ikut memasarkan langsung yang dimiliki Bulog melalui aplikasi kepasar dan bergabung mendaftar menjadi rumah pangan kita dan toko pangan kita.
Nantinya, akan dilakukan suplai barang produk Bulog yang jalur distribusinya oleh koordinator di setiap propinsi, kota kabupaten, kecamatan dan kelurahan atau desa.
Pemesanan barang-barang, seluruhnya dari hulu ke hilir. Dan, transportasi pengirimannya, termasuk suplier akan berjalan pada bulan Februari 2020 ini, dengan optimis.
“Tim IT kami, dari komite pedagang pasar sedang mempersiapkan dengan baik,” ujar Rosyid, ketika memperlihatkan kantor barunya di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.
Rosyid menyiapkan roadmap besar. Akan disiapkan dua titik lagi, untuk sosialisasi dan mengajak pedagang serta masyarakat ikut bergabung.
“Kami butuh media patner,” ujar Abdul Rosyid yang siap memperkenalkan aplikasi satunya lagi, untuk komoditas seperti daging, tepung, minyak goreng dan lain-lain. Dimana, pedagang pelaku UMKM mampu mengikuti zaman teknologi digital dan revolusi industri 4.0.
Masih menurut penjelasan Rosyid, ia ingin memberdayakan masyarakat yang menganggur bisa menjadi kordinator pejualan dan kurir di setiap pasar.
Aplikasi yang menjembatani konsumen tanpa harus datang ke pasar tradisional, berawal untuk di kawasan Jakarta dulu. Nanti, aplikasi ini akan berjalan ke seluruh pasar se-Indonesia.