TIRAS.id — Menulis Itu Gampang, Apa Iya Gampang?
Penulis yang adaptif dan tangguh menghadapi perubahan zaman. Mencerdaskan bangsa melalui informasi-informasi yang terpercaya dan berkualitas.
Dapat memperkaya pengalaman belajar peserta didik maupun para pendidik misalnya, sebuah artikel bisa memantik diskusi yang melatih kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Menulis Itu Gampang, Jadi Mulai Saja Dari Sekarang
Menulis juga bukan pesulap yang tinggal bilang sim salabim maka langsung berubah menjadi sesuatu. Bukan pula gelar akademik yang sedang diraih. Juga bukan jabatan atau status yang sedang dipegang.
Penulis dibentuk karena memiliki “budaya” atau dilatih, dari tak biasa menjadi biasa untuk menulis.
Latihan terus, sehingga tulisannya enak dibaca. Kemudian, semoga atau syukur-syukur menginpirasi bagi yang membaca tulisan itu.
Di awalnya, kita yang mau menulis, memang akan merasakan enggan, susah sekali kegiatan menulis itu. Tapi, percaya deh. Bila kita sering mengulang-ngulang, jika rutin menulis setiap hari, pasti lama-lama akan mahir juga.
Untuk sampai pada kesuksesan dalam dunia penulisan, tak usah berpikir sempurna dulu.
Yuk, kita menulis saja.
Tak usah pusing mau pakai lead tulisan yang semacam apa. Lead deskriptif atau lead kutipan. Atau malah lead pertanyaan dan lead ringkasan.
Tulisan awal, harus dipikirkan sesuatu yang “menggoda” atau memancing minat baca, tulisan itu, hingga akhir tulisan.
BACA JUGA: Kiat Menulis Features, Klik ini
Banyak saja menulis, apa yang ada di kepala kita tuangkan. Tentunya dengan riset dan anggle serta outline. Menulis tanpa harus terpaku pada jumlah karakter huruf. Jika merasa cukup dan telah sampai pada tahapan “selesai”, barulah kita boleh mengedit tulisan itu.
Sebenarnya, istilah “selesai” bermakna “selesai sementara”. Endapkan saja dahulu tulisan itu, kita minum atau tarik nafas, liat-liat sekeliling. Baru kemudian, baca sekali lagi, apakah ada salah typo.
Jangan sampai mau nulis perempuan cantik, karena hurang huruf C, menjadi perempuan antik. Kan, beda makna antara cantik dan antik.
Jadi, istilah “selesai” hanya alat bantu yang menunjukkan perasaan “cukup” untuk latihan menulis hari itu.
Konsisten Itu Perlu
Banyak infratruktur untuk kita bisa menjadi penulis. Ingin sekedar sebagai penulis diary, atau malah ingin menjadi penulis buku yang best seller yang membuatnya menjadi terkenal.
Atau malah, Anda ingin menulis sebagai prasyarat jabatan fungsional, yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu (Berdasarkan PP 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Calon Pejabat Fungsional mengikuti Diklat Pembentukan jabatan fungsional sesuai dengan Bidang Penugasan Jabatan Fungsionalnya dan memperoleh Surat Tanda Tamat Diklat (STTPL).
Jika menulis sebagai bagian dari Tim Sekretariat Tim Penilai untuk dinilai dan diterbitkan surat Penetapan Angka Kredit (PAK).
Apa itu angka kredit ?
Angka kredit adalah nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai .
Oleh siapa?
Jabatan fungsional tertentu dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan pangkat atau jabatan.
Menulis sebagai penilaian angka kredit, tentu saja harus dibarengi skill menulis yang baik. Menjaga konsitensi dalam menghasilkan karya memang memerlukan komitmen, kedisplinan, dan niat yang kuat.
Buang Rasa Malas Untuk Memulai Menulis
Banyak alasan yang membuat pekerjaan menyelesaikan sebuah naskah tertunda-tunda. Dari semua faktor kesibukan dan ketiadaan waktu luang menjadi alasan favorit.
Jadi, masalahnya adalah, apakah menulis itu menjadi pekerjaan atau sekadar mengisi waktu luang.
Jawaban dari masing-masing memiliki konsekuensi logis, sadar atau tidak, membentuk pola kebiasaan penulis ketika berhadapan dengan naskahnya.
Kreatifitas Itu Mutlak dan Perlu Diasah
Kreativitas yang dimiliki oleh penulis tidak sebatas mampu menghasilkan naskah yang bagus dan pengelolaan tema yang uni semata, melainkan juga kreativitas untuk menciptakan jaringan ke penerbit, melakukan promosi, hingga melirik celah peluang naskah di berbagai penerbit.
Jika di wartawan ada yang namanya Muda (reporter), Madya (redaktur) dan Utama (pimpinan redaksi atau redaktur senior).
Setiap orang sekarang ini bisa menjadi wartawan. Seiring variable medsos yang demikian trending semacam Twitter, IG, Facebook juga Whatsapps.
Atau malah sebagai buzzer atau edorse suatu produk, karena memang Anda seorang content creator, beririsan dengan konten Anda di sebagai youtuber.
Kisi-kisi Pelatihan Dasar Jurnalistik
Yang menjadi materi adalah spirit dari dasar atau jurnalistik . Misal ingin menulis di online, secara tulisan populer dengan EYD artinya Bahasa Indonesia dengan benar, Ejaan Yang Disempurnakan.
Memulai menulis tak usah ribet, atau memikirkan kode etik atau malah 5 W + 1 H.
Pahami saja, Teknik Peliputan dan Teknik Penulisan. Mengenal jenis tulisan fiksi non fiksi. Memulai menulis (dari catatan harian hingga buku beneran). Mencari ide/gagasan tulisan hingga kemudian membuat Outline
Setelah Mulai Menulis, Baru Belajar Teknik Editing. Mengedit tulisan. Memperkaya kata dan Gaya tulisan.
Kunci keberhasilan menulis (tips) untuk dimuat di media massa terverifikasi di masyarakat, secara kredibel. Tulisan, akan menarik jika dilengkapi foto atau ilustrasi yang mendukung tulisan.
BACA JUGA: Wartawan Investigasi Kastanya Lebih Tinggi?
BACA JUGA: majalah EKSEKUTIF edisi Mei 2022, klik ini