TIRAS.id — Pembatasan kegiatan di tengah pandemi corona virus disease 19 (Covid-19) menggerakan Bulog untuk terus “bergerak” menyediakan ketersediaan bahan pangan.
Menunjukan bahwa pemerintah terus bersiaga. Bersiap menghadapi dampak akibat wabah Virus Corona, sekaligus menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, perlu dicek ketersediaan kebutuhan pokok.
Budi Waseo melakukan operasi pasar.
Di Kramat Jati, Perum Bulog dan Sugar Group Companies, menggelar operasi pasar kebutuhan pokok. Bulog berharap, harga-harga bisa segera normal atau setidaknya turun pasca operasi pasar.
Direktur Sugar Group Companies Irwan Ang yang ikut turun ke lokasi, mengatakan, tiap hari pihaknya menyiapkan 10 ton untuk keperluan operasi pasar yang akan berlangsung sepekan. “Bila perlu, kami siapkan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” katanya.
Selain di Pasar Inpres Kramatjati, operasi pasar Bulog bersama Gulaku juga dilakukan di Pasar Tomang (Jakarta Barat), Pasar Koja (Jakarta Utara), Pasar Cempaka Putih (Jakarta Pusat), dan Pasar Mampang (Jakarta Selatan). Selain Jakarta, juga dilakukan di Lampung dan daerah lainnya.
Harga gula di pasaran saat ini mencapai 18 ribu perkilogram. Untuk mencegah spekulan, diberlakukan pembatasan pembelian, maksimal 2 kilogram per orang.
“Kami pastikan gula ini langsung dibeli ke tangan konsumen akhir, bukan spekulator. Jadi tidak ada yang datang beli satu box untuk di dagangkan lagi,” kata Irwan. Di operasi pasar tersebut gula produksi Sugar Group yang bermerek Gulaku dijual dengan harga Rp 12.500 perkilogram.
Menurut Irwan, stok ketersediaan gula masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini, menjelang puasa sampai Hari Raya Idul Fitri. Selain gula, dalam join operasi pasar tersebut, Bulog menurunkan stok beras dan minyak goreng dari gudangnya.
Direktur Operasional dan pelayanan publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh mengatakan, yang dibatasi adalah pembelian gula pasir. Maksimal 2 kilogram per pembelian. Sedangkan komoditas lain, seperti beras, minyak dan terigu tidak dibatasi.
Menurut Tri, untuk mengendalikan stok gula di pasar, pemerintah juga menyediakan 10 ton gula pasir yang dipatok 12.500 perkilogram. karena harga gula pasir konsumsi dinilai masih sangat tinggi di pasar.
“Kami gelontorkan 10 ton agar ketersediaan gula di pasar tidak langka dan harga beli dapat dijangkau masyarakat,” ungkapnya.
Dari data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga rata-rata gula pasir nasional hingga Rabu (18/3) mencapai Rp 16.750 per kilogram. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan harga acuan tingkat konsumen sebesar Rp 12.500 per kg.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana, mengimbau masyarakat tidak terprovasi adanya isu kelangkaan bahan pokok.
Ia memastikan, bahan pangan yang ada saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Perlu saya sampaikan ketersediaan pangan mempunyai stok yang lebih dari cukup, jadi masyarakat tidak perlu resah dengan adanya isu-isu yang beredar, stok masih lebih dari cukup,” kata Irjen Nana.
baca juga: majalah MATRA edisi terbaru